PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN
(Epinephelus fuscogutaftus)
Pemilihan Lokasi
a. Dasar perairan laut berpasir atau berkarang.
b. Bebas dari pencemaran.
c. Jernih sepanjang tahun.
d. Mudah komunikasi.
TEKNIK PEMBENIHAN
1) Bak Pemeliharaan Larva
a. Bak pemeliharaan, bak beton berbentuk 4 persegi panjang, ukuran 4 x 1 x
1 m3.
b. Bak pemeliharaan ini juga merupakan bak untuk penetasan telur.
c. Larutan chlorine (Na OCI) 50 ~ 100 ppn, untuk mensuci hamakan bak
pemeliharaan.
d. Larutan Natrium Thiosulfat untuk menetralkan dan menghilangkan bau
dari chlorine.
e. Air laut dimasukkan ke dalam bak satu hari sebelum larva dimasukkan,
kadar garam air laut 30 ~ 32‰ suhu air 27 ~ 280C.
f. Bak makanan alami.
2) Perkembangan Larva
Larva baru yang baru menetas terlihat transparan, melayang-layang dan
erakannya tidak aktif serta tampak kuning telur dan oil glonulenya. Larva
akan berubah bentuk menyerupai kerapu lumpur dewasa setelah berumur 31
hari.
Masa krisis pertama larva kerapu dialami pada waktu berumur 2 hari (D2)
memasuki umur 3 hari (D3), dimana pada saat itu kandungan kuning telur
telah mulai menipis dan terserap habis. Setelah cadangan pakan tersebut
habis, maka pemenuhan pakan yang sesuai dengan ukuran mulut dan nilai
gizi pakan mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup larva.
Masa krisis ini akan berlangsung sampai dengan hari ke 6 (D6), dikarenakan
terjadi perubahan cara hidup dari larva yang semula gerakannya aktif. Larva
harus aktif mencari makan dari luar karena kandungan kuning telur yang
merupakan cadangan pakan telah habis. Untuk pemberian pakan yang
sesuai baik jenis, maupun kandungan gizinya mutlak diperlukan. Larva yang
telah melewati umur 6 hari (D6) mempunyai peluang untuk hidup lebih besar,
karena hampir semua larva yang bertahan hidup telah mampu mencari
pakan yang tersedia disekelilingnya,
Masa krisis kedua dijumpai pada waktu larva berumur 8 hari (D8) memasuki
umur 9 hari (D9), dimana pada saat itu mulai terjadi perubahan bentuk tubuh
sangat panjang dan spesifik, sampai pada hari ke 20 (D20) larva
berkembang dengan baik dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda
kematian, akan tetapi memasuki hari ke 22 (D22), 23 (D23) sebagian dari
larva baik yan masih kecil maupun yang sudah besar mulai nampak adanya
kematian. Diawali dengan adanya gerakan memutar (whirling) yang tidak
terkendali kemudian terbalik lalu mati.
3) Pemeliharaan Larva
Larva kerapu mempunyai kuning telur sebagai cadangan makanan sampai
larva berumur 2 hari.
Umur 3 hari kuning telur mulai terserap habis, perlu diberi pakan dari luar
berupa:
a. Rotifera Brachionus Plicatilis dengan kepadatan 1 - 3 ekor/ml
b. Phytoplankton chlorella sp dengan kepadatan 104 - 105 sel/ml.
Pemberian pakan ini sampai larva berumur 16 hari dengan penambahan
secara bertahap rotifera sampai kepadatan 5 ~ 10 ekor/ml plytoplankton 105 -
2.105 sel/ml media.
Umur 9 hari mulai diberi pakan naupli artemia yang baru menetas dengan
kepadatan 0,25 ~ 0,75 ekor/ml media, pakan diberikan sampai larva berumur
25 hari dengan peningkatan kepadatan mencapai 2 ~ 5 ekor/ml media.
Umur 17 hari larva dicoba diberi pakan artemia yang telah berumur 1 hari
kemudian secara bertahap diubah dari artemia berumur 1 hari ke artemia
setengah dewasa dan akhirnya artemia dewasa sampai larva berumur 50
hari.
Setelah larva berumur 29 - 31 hari berubah menjadi benih aktif, menyerupai
kerapu dewasa. Pada saat ini mulai dicoba pemberian pakan dengan
cincangan daging ikan.
4) Pengelolaan Kualitas Air
Bak penetasan telur yang sekaligus merupakan bak pemeliharaan larva
dengan penambahan phytoplankton Chlorella, dengan kepadatan 5.103-104
sel/ml. Phytoplankton akan menggeliminir pembusukkan yang ditimbulkan
oleh telur yang tidak menetas dan sisa cangkang telur yang ditinggalkan.
Pembersihan dasar bak dengan cara penyiponan dilakukan pada hari
pertama dengan maksud untuk membuang sisa-sisa telur yang tidak
menetas dan cangkang telur. Penggantian air dilaksanakan pertama kali
pada saat larva berumur 6 hari (D6) yaitu sebanyak 5 - 10%. Penggantian
air dilakukan setiap hari dan dengan bertambahnya umur larva, maka volume
air perlu diganti juga semakin banyak.
Pada saat larva telah berumur 30 hari (D30) pengganti air dilakukan
sebanyak 20% dan bila larva telah berumur 40 hari (D40) air yang diganti
sebanyak 40%.
SUMBER
Brosur Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutaftus):
Pemeliharaan Larve, Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jenderal
Perikanan, Departemen Pertanian, 1996
No comments:
Post a Comment
Dilarang mengutip tanpa mencantumkan www.ilmudisaya.blogspot.com sebagai sumber artikel ini.
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau isi dari artikel ini yang tidak berkenan.