Pages

Monday, November 29, 2010

Amr Bin Ash

( Pembebas Mesir Dari Cengkeraman Romawi )

Ada tiga orang gembong Quraisy yang amat menyusahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam disebabkan sengitnya perlawanan mereka
terhadap da'wahnya dan siksaan mereka terhadap shahabatnya.
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berdo'a dan
memohon kepada Tuhannya agar menurunkan adzabnya pada mereka.
Tiba-tiba  sementara ia berdo'a dan memohon  itu, turunlah wahyu atas
kalbunya berupa ayat yang mulia ini:
Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah
menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya
mereka itu orang-orang yang zalim.  (Q.S. 3 Ali Imran: 128)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memahami bahwa maksud ayat itu
ialah menyuruhnya agar menghentikan do'a untuk menyiksa mereka serta
menyerahkan urusan mereka kepada Allah semata. Kemungkinan, mereka
tetap berada dalam keaniayaan hingga akan menerima adzab-Nya. Atau
mereka bertaubat dan Allah menerima taubat mereka hingga akan
mempereroleh rahmat karunia-Nya ....
Maka 'Amr bin 'Ash adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Allah
memilihkan bagi mereka jalan untuk bertaubat dan menerima rahmat, maka
ditunjukiNya mereka jalan untuk menganut Islam, dan 'Amr bin 'Ash pun
beralih rupa menjadi seorang Muslim pejuang, dan salah seorang
panglima yang gagah berani. ...
Dan bagaimana pun juga sebagian dari pendiriannya yang arah
pandangannya tak dapat kita terima, namun peranannya sebagai seorang
shahabat yang mulia, yang telah memberi dan berbuat jasa, berjuang dan
berusaha, akan selalu membuka mata dan hati kita terhadap dirinya ....
Dan di sini di bumi Mesir sendiri, orang-orang yang memandang Islam
itu adalah Agama yang lurus dan mulia, dan melihat pada diri Rasulnya
shallallahu 'alaihi wasallam rahmat dan ni'mat serta karunia, serta
penyampai kebenaran utama, yang menyeru kepada Allah berdasarkan
pemikiran dan mengilhami kehidupan ini dengan sebagian besar dari
kebenaran dan ketaqwaan... , orang-orang yang beriman itu akan
memendam rasa cinta kasih kepada laki-laki, yang oleh taqdir dijadikan
alat-alat bagaimanapun untuk memberikan Islam ke haribaan Mesir, dan
menyerahkan Mesir ke pangkuan Islam ... ! Maka alangkah tinggi nilai
hadiah itu, dan alangkah besar jasa Pemberinya ... ! Sementara
laki-laki yang menjadi taqdir dan dicintai oleh mereka itu, itulah dia
'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu.
Para muarrikh atau ahli-ahli sejarah biasa menggelari 'Amr
radhiyallahu 'anhu dengan "Penakluk Mesir". Tetapi, menurut kita gelar
ini tidaklah tepat dan bukan pada tempatnya. Mungkin gelar yang paling
tepat untuk 'Amr radhiyallahu 'anhu ini dengan memanggilnya "Pembebas
Mesir". Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian yang
lazim digunakan di masa modern ini, tetapi maksudnya tiada lain ialah
membebaskannya dari cengkraman dua kerajaan besar yang menimpakan
kepada negeri ini serta rakyatnya perbudakan dan penindasan yang
dahsyat, yaitu imperium Persi dan Romawi ....
Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki
wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan
penduduk untuk menentangnya tidak membuahkan hasil apa-apa .... Maka
tatkala dari tapal batas kerajaan-kerajaan itu bergema suara takbir
dari pasukan-pasukan yang beriman: "Allahu Akbar, Allahu Akbar .... ",
mereka pun dengan berduyun-duyun segera menuju fajar yang baru terbit
itu lalu memeluk Agama Islam yang dengannya mereka menemukan kebebasan
mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar.
Jika demikian halnya, 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu bersama anak
buahnya tidaklah menaklukkan Mesir! Mereka hanyalah merintis serta
membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan
kebenaran dan mengikat norma dan peraturan-peraturannya dengan
keadilan,  serta  menempatkan  diri  dan  hakikatnya dalam cahaya
kalimat-kalimat Ilahi dan dalam prinsip-prinsip Islami... !
'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu, amat berharap sekali akan dapat
menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Kopti dari peperang agar
pertempuran terbatas antaranya dengan tentara   Romawi saja, yang
telah menduduki negeri orang secara tidak sah, dan mencuri harta
penduduk dengan sewenang-wenang ....
Oleh sebab itulah kita dapati ia berbicara ketika itu kepada
pemuka-pemuka golongan Nasrani dan uskup-uskup besar mereka, katanya:
"Sesungguhnya Allah  telah  mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam membawa kebenaran dan menitahkan kebenaran itu .... Dan
sesungguhnya beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah menunaikan
tugas risalahnya kemudian berpulang setelah meninggalkan kami di jalan
lurus terang benderang.
Di antara perintah-perintah yang disampaikannya kepada kami ialah
memberikan kemudahan bagi manusia. Maka kami menyeru kalian kepada
Islam ....Barang siapa yang memenuhi seruan kami, maka ia termasuk
golongan kami, beroleh hak seperti hak-hak kami dan memikul kewajiban
seperti kewajiban-kewajiban kami .... dan barang siapa yang tidak
memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan membayar pajak, dan kami
berikan padanya keamanan serta perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam kami telah memberitakan bahwa Mesir akan
menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan
diwasiatkannya kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya,
sabdanya: -
"Sepeninggalku  nanti, Mesir, menjadi kewajiban kalian untuk
membebaskannya, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena
mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita
...

No comments:

Post a Comment

Dilarang mengutip tanpa mencantumkan www.ilmudisaya.blogspot.com sebagai sumber artikel ini.
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau isi dari artikel ini yang tidak berkenan.

Translate this page